Pecah Rekor, Bayaran Untuk penemu''KUTU''Facebook

KOMPAS.com — Seorang peretas (hacker) bernama Reginaldo Silva mendapatkan imbalan uang dalam jumlah besar dari Facebook karena berhasil menemukan "kutu" aliasbug dalam jejaring sosial populer tersebut..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 26 Juli 2013

Contoh materi stand up

perkenalkan nama gw CAHLAN gw ini anak smk asal bandung oke langsung saja ke materi
siapa bilang kekerasan hanya ada di tempat tempat tertentu yang ngomong gtu hanya orang
yang caper kekerasan itu ada di mana-mana seperti di dapur ,di jalan sudah pasti,di gang-gang gelap rawan bahkan sampai ke toilet pun ada ehhh jangan di bahas takut pada pergi , di dapur semua mutilasi di lakukan
secara tidak sadar seperti memutilasi ayam wihh kedengeran nya biasa saja tapi kalau lo resapi bisa jadi ketakutan dari step 1 pisau di bawa step 2 ayam di sered ke pemutilasian step 3 mulai lah kulit yang di kelupas iiiihhhhhhhhhhh menyeramkan trus pemotongan tulang-tulang skip aja lah itu kekerasan sangat keji
di jalan kalau perampokan sudah biasa sekarang ada pemaksaan contoh tukang ngamen di jalan itu pada punya pendirian teguh sekali dapat mangsa tidak akan beralih ke mangsa yang lain sebelum berhasil
dengan polos nya " kang teh tolong sumbangan nya eh salah tolong ongkos lagu nya " sambil menunggu dengan tenang menunggu mangsa nya menyerah dan akhir nya di keluarkan nya receh demi receh
dan berbicara berbisik MISION COMPLITE ehheheheh memang biasa , di gang gelap seperti pengancaman minta uang biasa dia berkata "bos lo ada uang gk bos " dengan muka kayak yang lagi berak udah mabo-mabo macam mana pula lah kalau tips gw sih kalau ketemu orang kaya gtu tinggal lo berkamuflase dengan muka di pengancam dan lo jawab " gk ada boss gw juga abis minum teh manis di oplos ama big cola " dan lo menjauh dengan gaya jalan kaya orang mau jurus mabo-mabo itu tuh kaya artis cchanjack kalau gk salah dan yang terakhir adalah di toilet ada yang tau maksud gw gk oke kalau gk ada yaitu yang gitu deh cara pengeluaran nya itu lah yang jadi kekerasan udh berkeringat pake teriak-teriak itu kalau gk ada orang kalau ada muka di jelek-jelekin biar gk bersuara macam orang melatih kuda-kuda sekian dari saya terima kasih sudah mau membaca artikel saya maaf kalau ada keslahan dalam menulis smoga nanti kita bisa bertemu lagi ok bye

Selasa, 09 Juli 2013

8 Pahlawan Internet yang "Low Profile"

sxc.hu
Ilustrasi
KOMPAS.com - Pernah mendengar tentang "Internet hall of fame"? Panggung hall of fame yang satu ini digelar sejak tahun 2012 lalu, untuk mengapresiasi orang-orang yang berjasa dalam merintis, menciptakan, dan mengembangkan dunia internet.

Nama superstar internet, seperti Tim Berners-Lee dan Linus Torvalds, sudah terpajang di hall of fame tersebut. Semua orang tahu bahwa Tim Berners-Lee adalah penemu WWW (World Wide Web), dan Linus Torvalds adalah pencipta sistem open-source Linux.

Tetapi, apakah Anda pernah mendengar nama Charles Herzfeld, Raymond Tomlinson, ataupun Robert Cailliau?

Sama seperti Tim Berners-Lee dan Linus Torvalds, ketiga nama itu pun masuk dalam Internet hall of fame. Meski mereka kurang terkenal, tetapi jasa mereka tak kalah besar dari jasa para superstar internet yang kita tahu. Masih banyak nama lain yang tercatat di www.internethalloffame.org. Siapa sajakah mereka? Berikut ini, 8 orang di antaranya.

1. Charles Herzfeld, adalah direktur di DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) pada era 1960-an. Dia adalah orang yang membuat keputusan untuk menciptakan ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network), cikal bakal dari internet yang kita kenal sekarang ini.

2. Raymond Tomlinson, adalah orang yang pertama kali mengimplementasikan sistem email di ARPANET pada tahun 1971. Dia juga memilih tanda "@" pada email, untuk menghubungkan nama pengguna dengan domain email.

3. Robert Cailliau, adalah orang di belakang layar WWW. Selama ini, orang hanya mengenal Tim Berners-Lee sebagai pencipta WWW. Padahal, peran Cailliau tak kalah penting. Selain ikut menulis proposal untuk membiayai pengembangan WWW, Cailliau juga merancang logo WWW. Dia pun mengembangkan salah satu browser pertama untuk Mac OS.

4. J.C.R. Licklider, adalah mantan orang penting di DARPA. Dia adalah salah satu orang yang memprediksi bahwa sistem jaringan seperti internet akan menghubungkan umat manusia dengan komputer-komputer di seluruh dunia.

5. Donald Davis, adalah salah seorang penemu packet switching, teknologi dasar dalam pengembangan internet modern.

6. Philip Zimmermann, adalah orang yang menciptakan PGP (Pretty Good Privacy) pada tahun 1991. PGP adalah sebuah metode enkripsi digital untuk mengamankan komunikasi data melalui email.

7. Mitchell Baker, adalah Ketua Mozilla Foundation. Mantan CEO Mozilla Corporation ini berperan penting dalam pengembangan proyek Mozilla serta dalam proses pengesahan aplikasi-aplikasi internet berbasis open-source.

8. Brewster Kahle, mengembangkan WAIS (Wide Area Information System) pada tahun 1989. WAIS adalah sistem publishing pertama di internet, sekaligus program pertama yang bisa membuat indeks data berukuran besar. Kahle juga mendirikan Internet Archive (www.archive.org), sebuah perpustakaan digital yang bersifat non-profit, pada tahun 1996. Melalui Internet Archive, para pengguna internet bisa mengakses jutaan halaman web, buku, film, dan musik secara gratis.

SUMBER : TEKNO

Unik, Bisa "Nge-print" Foto di Atas Kopi

Digital Trends
KOMPAS.com - Mesin printer yang diperkenalkan oleh perusahaan minuman asal Taiwan, Let's Coffee, ini mungkin akan dimusuhi oleh para pelaku seni menggambar dalam minuman kopi (Latte Art).

Bagaimana tidak, mesin vending yang selalu ada di toko swalayan Family Mart Taiwan ini dapat "melukis" wajah konsumen dengan sangat akurat dan juga menawan.

Latte art merupakan seni menghias atau menggambar di atas permukaan latte. Latte sendiri dapat diartikan sebagai kopi hangat yang dicampur dengan susu panas.

Proses pembuatan lukisan wajah ini tidaklah terlalu sulit. Seperti dikutip dari Digital Trends, Senin (24/6/2013), konsumen hanya perlu mengambil foto yang diinginkan di perangkat smartphonesebelum mengirimkannya ke mesin priter tersebut.
Setelah diunggah ke mesin, printer akan mencetak foto di bagian busa kopi dengan menggunakan bubuk coklat. Selain gambar, konsumen juga bisa menambahkan teks.

lets-cafe-coffee-printer
Berdasarkan sample foto dari perusahaan tersebut, terlihat bahwa mesin ini mampu mencetak foto di minuman kopi dengan sangat akurat.
lets-cafe-printer
Pihak Let's Coffee sendiri mengungkapkan, mesin printer latte ini merupakan senjata utama atau nilai tambah mereka untuk bersaing dengan perusahaan minuman kopi lain yang sudah memiliki nama besar. Faktanya, Let's Coffee mengaku sudah mulai sukses berkat penawaran menarik ini.



sumber:kompas tekno

Keren, Orang Indonesia Bikin "Printer" 3D

Aditya Panji/KompasTekno
Johanes Djauhari
JAKARTA, KOMPAS.com — Berawal dari kegemarannya pada dunia desain grafis, Johanes Djauhari kini merakit mesin pencetak (printer) 3D. Dengan memanfaatkan teknologi open source,printer 3D yang dirakit Johanes dapat mencetak dokumen digital menjadi benda tiga dimensi.

Johanes bekerja sebagai desainer produk. Beberapa klien yang hendak membuat produk kadang tak puas jika hanya melihat desain tersebut dalam bentuk dokumen digital. Mereka ingin bentuk fisik meski berukuran kecil.

"Nah, dari situlah, kenapa tidak saya buat printer 3D sendiri," katanya saat ditemui KompasTekno di acara Popcon Asia 2013 di Jakarta Convention Center, awal Juli lalu.

Johanes juga gemar pada mainan (toys). Banyak rekannya yang mendesain karakter toys dan hendak merealisasikan idenya menjadi bentuk nyata. Beberapa dari mereka memakai jasa Johanes untuk cetak 3D.

Aditya Panji/KompasTekno
Johanes mencetak 3D karakter superhero Hebring versi hitam karya Main Studios asal Jakarta
3D printing merupakan proses cetak berlapis untuk membentuk benda padat dengan perspektif 3D yang dapat dipegang dan memiliki volume.

Materi yang digunakan adalah plastik, bisa jenis acrylonitrile butadiene styrene (ABS) maupunpolylactic acid (PLA). "Kalau saya suka pakai PLA. Dia terbuat dari biji jagung dan bisa terurai. Kalau ABS adalah materi yang dipakai mainan lego, yang terbilang lama terurainya," ujar Johanes.

Proses pencetakan memang terbilang lama. Butuh waktu dua jam untuk mencetak benda 3D dengan dimensi tinggi 10 cm, panjang 5cm, dan lebar 5 cm.

Sebenarnya, proses cetak itu bisa dipercepat. Namun, ada beberapa konsekuensi yang harus diterima, di mana bagian dalam obyek menjadi tidak padat alias kopong.

Benda yang dicetak dari printer 3D sejauh ini hanya bisa dihasilkan dalam satu warna. "Jika ingin berwarna, kita harus memberi cat secara manual. Materi plastiknya tidak akan rusak jika kena cat," klaim Johanes.

Aditya Panji/KompasTekno
Karakter Minion dalam film animasi Despicable Me dicetak dengan warna kuning dan dibubuhi cat agar karakter tersebut mirip seperti aslinya.
Keseriusan Johanes merakit printer 3D dimulai pada 2011. Ia mendirikan Bikin Bikin 3D Print dan aktif ikut pameran untuk memperkenalkan teknologi ini. Kala itu, desain luar printer buatannya masih berupa kerangka. Setelah melewati beberapa kali pengembangan, kini printer 3D-nya semakin akurat dan didesain menggunakan casing. "Akurasinya sampai 0,2 mm," tutur Johanes.

Akurasi itu dibuktikan dengan mencetak replika arca yang penuh detail dan lekukan. Johanes terlebih dahulu memindai seluruh bagian arca asli yang tersimpan di Museum Nasional. Setelah mendapat filepindainya, mulailah Johanes mendesain 3D lalu mencetak dengan printer buatannya sendiri.

Aditya Panji/KompasTekno
Hasil cetak 3D replika arca yang tersimpan di Museum Nasional
Memanfaatkan "open source"

Dalam mengembangkan printer 3D, Johanes memanfaatkan teknologi open source untuk driver dansoftware. Ia ikut dalam forum internet yang khusus membahas teknologi printer 3D.

"Di forum ini, kita bisa tahu kalau ada algoritma yang lebih baik dan memberi struktur lebih mudah. Bukan cuma soal teknis, dari sana juga kita tahu soal materi yang mudah dicari dan lebih terjangkau," jelasnya.

Untuk mendesain bentuk 3D, Johanes menggunakan software Pronter Face dan Repetier. Komputer yang dipakainya terhubung ke motherboard printer melalui kabel USB. Motherboard inilah yang memerintahkan gerakan koordinat X, Y, dan Z, menerjemahkan dokumen digital menjadi obyek nyata 3D.

Printer 3D yang dibuat Johanes masuk dalam tahap pengembangan akhir. Ia membuka pre-orderdengan harga Rp 10 juta. Setelah masa pre-order berakhir pada September 2013, printer 3D bakal dibanderol Rp 12 juta.

Minggu, 07 Juli 2013

Penemu "Mouse" Komputer Tutup Usia


Douglas Engelbart, pencipta mouse komputer.
KOMPAS.com - Douglas Engelbart, peneliti sekaligus penemu tetikus (mouse) komputer meninggal dunia pada Selasa malam (2/7/2013), di Atherton, California, AS. Putri sulungnya, Gerda, mengatakan bahwa ayahnya meninggal karena gagal ginjal di usia 88 tahun.

Engelbart dikenal sebagai visioner yang merancang mouse komputer, jauh sebelum komputer pribadi menjadi produk umum yang dipakai pengguna rumah tangga dan kantor.

"Warisan Doug sangatlah besar," ujar Curtis R. Carlson, presiden SRI International, sebuah lembaga riset yang didirikan oleh Stanford University.

"Setiap orang di dunia yang menggunakan mouse atau menikmati manfaat produktif dari komputer pribadi, berutang budi kepadanya," lanjut Carlson, seperti dikutip dari Bloomberg.

Engelbart merancang perangkat seukuran telapak tangan, dengan instrumen berbasis roda pada 1963. Mouse digunakan untuk memindahkan kursor di layar komputer dan berperan sebagai alat alternatif papan ketik (keyboard) komputer.

Dalam sebuah konferensi ahli komputer pada 9 Desember 1968, Engelbart mempresentasikan beberapa kemampuan komputer selama 90 menit. Ia memamerkan bagaimana komputer dapat melakukan konferensi video interaktif, menampilkan beberapa jendela dan hypertext, serta peragaan tiga tombol pengontrol untuk mengendalikan kursor pada layar.

Presentasi Engelbart mengandung banyak ide yang sangat inspiratif. Presentasi ini dikenang sebagai "the mother of all demos."

Mouse dan Xerox

Mouse komputer mulai jadi perhatian publik pada 1980-an setelah disempurnakan oleh perusahaan Xerox Corp, yang memulai debut komersial mouse. Perangkat ini termasuk dalam paket komputer Xerox Star yang dijual tahun 1981.

Kemudian, mouse menjadi bagian dari komputer Apple dan International Business Machines (IBM).

Setelah mengalami penelitian dan pengembangan lanjutan oleh perusahaan teknologi, mouse tampil dengan ragam pilihan. Mulai dari yang mekanik sampai optik, yang memakai kabel atau tanpa kabel, bahkan tampil dengan pilihan warna-warni.

Logitech International, pembuat mouse komputer terbesar di dunia, memperkenalkan mousepertamanya untuk ritel pada 1985. Perusahaan ini berhasil mengirimkan 500 juta mouse pada 2003, dan miliaran mouse berikutnya pada 2008.

Engelbart tak menerima royalti

Engelbart bergabung di SRI International pada 1957. Dari sana, ia memulai penelitian dan berhasil mengumpulkan 21 paten.

SRI International mematenkan mouse sebagai hak kekayaan intelektual Engelbart. Kemudian, paten tersebut dilisensikan kepada perusahaan-perusahaan teknologi. Akan tetapi, Engelbart enggan menerima royalti atas temuannya.

Pria kelahiran 30 Januari 1925 ini, punya keyakinan bahwa komputer harus digunakan untuk meningatkan produktivitas manusia.

"Kemungkinan kita akan mengejar keterlibatan hubungan kerja manusia-mesin yang terintegrasi, di mana mereka sangat dekat, berinteraksi terus menerus dengan komputer secara radikal lalu mengubah penanganan informasi menjadi keterampilan dan penggambaran," tulis Engelbart dalam proposal penelitian kepada SRI International pada 1961.

Atas buah pikirnya itu, Engelbart menerima National Medal of Technology and Innovation dari Presiden AS Bill Clinton pada tahun 2000. Selain itu, ia juga meraih penghargaan penemuan Lemelson-MIT Prize pada 1997 dan dihadiahi 500.000 dollar AS.

Engelbart memiliki empat anak, yakni Gerda, Diana, Christina, dan Norman. Istri pertamanya meninggal pada 1997, lalu ia menikah lagi pada 2008.

Setelah tak lagi bekerja sebagai peneliti, Engelbart bersama putrinya, Christina, mendirikan yayasan nirlaba yang mengadvokasi ide-idenya untuk meningkatkan pengatahuan kolektif. Yayasan ini mulanya bernama Bootstrap Institute, lalu pada 2008 berganti nama jadi Doug Engelbart Institute.
SUMBER : KOMPAS TEKNO

Game Horor Bandung Sukses Galang Rp 250 Juta
















BANDUNG, KOMPAS.com - DreadOut, sebuah gim horor besutan studio asal Bandung bernama Digital Happiness, sukses menggalang dukungan pendanaan melalui skema crowdfunding sebanyak 26.097 dollar. Dana segar itu dipastikan oleh mereka bakal mempercepat proses produksi agar gim bisa diluncurkan pada akhir tahun 2013 nanti.

Kepastian itu bisa diketahui dari proposal mereka yang ditayangkan di situs crowdfunding Indiegogo, Minggu (19/5/2013). Gim tersebut berhasil meraup dana tambahan sebesar 26.097 dollar AS atau senilai Rp 250 juta. Angka ini atau melampaui target yang semula dipatok 25.000 dollar AS.

"Seru, mencekam, dan mendebarkan," ujar Game Producer Digital Happiness, Rachmad Imron, saat dihubungi Minggu malam.

Gim DreadOut adalah proyek yang dikembangkan Digital Happiness selama 1 tahun lebih. Bergenre horor, pemain menggerakkan protagonis bernama Linda, seorang siswi SMA, yang terjebak bersama teman-temannya di sebuah kota yang ditinggalkan. Disana ternyata penuh dengan misteri mencekam dan tergantung Linda untuk memecahkannya melalui kemampuan melihat hantu dari layarsmartphone miliknya.

Menurut rencana, gim ini akan dipersiapkan untuk platform PC. Saat ini bahkan sudah mengantre di Steam Greenlight untuk mendapatkan dukungan pasar internasional.

Disinggung mengenai keberhasilan mereka menggalang dana, Imron mengaku terharu menyaksikan dukungan melimpah yang diterima selama proses pembuatan gim ini mengingat Digital Happiness adalah nama tanpa reputasi dalam industri gim nasional atau bahkan internasional. Meski demikian, setidaknya 500 pendukung dari berbagai negara tetap menyalurkan dukungan mereka terhadap gim ini.

"Ini adalah langkah awal penyelesaian gim DreadOut dan sekarang kami memiliki 500 bos baru dari berbagai negara yang telah menjadi investor," kata Imron.

Suntikan dana ini dipastikan bakal mempercepat proses produksi gim DreadOut. Imron menerangkan bahwa mereka bakal memanfaatkan dana tersebut untuk menyewa kantor dengan ruangan lebih besar dan menarik tenaga tambahan untuk pemrograman gim. Bila mereka gagal mengumpulkan dana dari Indiegogo, Imron tetap yakin bisa merampungkan DreadOut tapi waktunya lebih lambat mengingat mereka harus mendapatkan tambahan pendanaan dari proyek sampingan.

Kisah DreadOut bisa jadi mematahkan anggapan bahwa crowdfunding untuk gim di Indonesia takkan berhasil. Dua contoh sebelumnya yakni Eternal Grace maupun Dewa Ruci gagal mendapatkan pendanaan dari situs crowdfunding Indonesia, Wujudkan.com.

Viral

Keberhasilan gim DreadOut dalam menggaet pendukung di Indiegogo sebetulnya tidak lepas dari strategi yang dipakai dalam memperkenalkan gim tersebut. Salah satunya dengan merilis demo gim pada tanggal 31 Maret.

Cara tersebut berhasil tidak lama kemudian muncul video ulasan di YouTube akan gim ini. Sebagian besar responnya positif, mereka bisa menikmati kengerian dan suasana mencekam yang berhasil dibangun oleh programer DreadOut. Yang lebih penting, suasana Indonesia yang jarang ditemui pada gim horor memikat siapapun yang menonton video tersebut.

 
Demo gim yang hanya menampilkan 30 menit permainan gim tersebut bisa membuat para pemain ketakutan melihat hantu dari Indonesia misalnya kuntilanak. Trik membuat kaget juga ditemui seperti galon air mineral yang jatuh juga bisa ditemui.

 
Dari para pendukung Indiegogo, Imron mengungkapkan bahwa hanya 10 persen berasal dari Indonesia, sisanya dari luar negeri. Kondisi tersebut dia maklumi mengingat untuk menyumbang harus memakai akun uang virtual semacam PayPal sementara kepemilikan PayPal belum begitu banyak di Indonesia.

"Namun ada pula yang mengirimkan uang lewat rekening dan kami unggah ke Indiegogo," ujar Imron.

Untuk Indonesia, Digital Happiness melalui Facebook Page mereka juga membuat kampanye sumbangan ke Indiegogo.

Undangan

Keberhasilan pendanaan ini bukanlah kisah bahagia satu-satunya Digital Happiness. Mereka juga kebanjiran undangan untuk menghadiri pertemuan industri gim di dalam negeri maupun internasional.

Salah satunya dalam event Casual Connect di Singapura tanggal 21-23 Mei, Imron bakal memberikan pidato dalam acara tersebut tentang produksi gim DreadOut. Pada tanggal 25 Mei, Digital Happiness kembali ke Jakarta untuk menghadiri event Game Dev Gathering.

Digital Happiness sebetulnya juga mengikuti sayembara agar bisa berangkat menghadiri Electronic Entertainment Expo di Los Angeles bulan Juni mendatang secara gratis melalui program Indiecrashes. Sayangnya mereka gagal karena kurang mendapatkan dukungan. (eld)

SUMBER : KOMPAS TEKNO

Selasa, 02 Juli 2013

Jago "Hacking", Mawan Kurniawan Malah Bantu Teroris

Shutterstock.com
KOMPAS.com — Jaksa Penuntut Umum Rahmat Sori bercerita, dirinya pernah berbicara dengan terdakwa perkara terorisme, Mawan Kurniawan alias Mawan alias Clicker. "Saya bilang sama dia (Mawan), 'Kamu sebenarnya bisa punya 10 Alphard di rumah'," kata Rahmat.

Mawan bisa mempunyai 10 kendaraan Alphard jika ia mampu menggunakan kemampuan dan penguasaan teknologi yang dimilikinya secara benar, misalnya menjadi konsultan informasi dan teknologi di perusahaan besar untuk melindungi atau membuat sistem keamanan database pada perusahaan tersebut.

Akan tetapi, dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (13/6/2013), Rahmat menuntut terdakwa Mawan dengan hukuman penjara 10 tahun dan denda Rp 300 juta subsider 6 bulan penjara.

Mengapa? Sesuai tuntutan, Mawan dinilai membantu Rizki Gunawan alias Rony Setiawan alias Luqman Gun alias Gesek alias Kiki, terdakwa lain, meretas (hacking) situs investasi, yaitu speedline.com, untuk tujuan terkait dengan terorisme.

Membobol situs memang bukan pekerjaan yang mudah bagi kebanyakan orang. Namun, bagi orang sekelas Mawan, pekerjaan itu tidak terlalu sulit dilakukan. Sebagai karyawan swasta dan programmer serta lulusan perguruan tinggi informatika, Mawan dapat membuat program-program untuk membobol sebuah situs, seperti mengubah tampilan (deface). Mawan didakwa mengubah tampilan beberapa situs, antara lain situs Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Panin Sekuritas.

Sejak November 2010, menurut jaksa penuntut umum, terdakwa Mawan kemudian juga membantu membuat program stealer bagi terdakwa Rizki Gunawan alias Luqman Gun untuk membobol situs investasi.

Selain itu, Mawan juga membuat program checker. Fungsi program itu, antara lain, mengecek validitas login dari e-mail, Paypal, dan Facebook serta mengetahui isi data (content) dari e-mail, Paypal, dan Facebook tersebut.

Dengan program-program yang dibuat terdakwa Rizki dan teknik-teknik lain, Rizki alias Luqman dapat memanfaatkan program-program dari Mawan untuk membobol situs investasi. Dengan menggunakan program yang diberikan oleh terdakwa, Luqman mampu mengumpulkan uang sekitar Rp 4 miliar.

Sebagian besar uang itu digunakan untuk pelatihan militer terkait di Poso. Dari hasil hacking itu, terdakwa Mawan juga mendapatkan uang sekitar Rp 300 juta dari Rizki alias Luqman.

Atas perbuatan itu, Rahmat pun menilai terdakwa Mawan melanggar Pasal 15 juncto Pasal 11 dan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Selain itu, Mawan juga dijerat dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Dari kasus itu, terlihat kemampuan teknologi dan kemampuan investasi berbasis dunia digital sudah dimiliki dan dikuasai tersangka atau pelaku kasus terorisme di Indonesia.

Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme P Golose pernah mengungkapkan, penggunaan internet untuk tujuan terorisme, khususnya pencarian dana melalui hacking situs investasi, merupakan fenomena baru dalam jaringan terorisme di Indonesia.

Polisi antiteror mengungkap modus yang diduga dilakukan jaringan terorisme untuk mencari dana melalui penetrasi dalam perdagangan mata uang asing di internet (foreign exchange trading) (Kompas, 23/6/2012).

Jaringan terorisme melalui kemampuan teknologi dan internet juga mampu merekrut orang-orang berpendidikan tinggi melalui berbagai propaganda. Bahkan, pelaku-pelaku teror dapat menggunakan kemajuan teknologi, seperti e-commerce atau e-banking, untuk menggerakkan jaringan terorisme.

Dalam persidangan, terdakwa perkara terorisme Barkah Nawa Saputra juga mengungkapkan, dirinya mempelajari bahan-bahan peledak dan membuat bom melalui majalah Inspire yang disebutkannya sebagai majalah dari jaringan Al Qaeda yang tersaji di internet.

Terdakwa kasus terorisme, Wendy Febriangga, juga mengatakan proses radikalisasi dalam dirinya muncul setelah melihat foto-foto yang diklaim sebagai korban konflik di dunia maya. Ia menilai, pengawasan internet, yang memuat artikel, gambar cara membuat bom, bahkan tayangan video pembuatan bom, sangat lemah. Di satu sisi, pemerintah gencar menangkap tersangka teroris.

Wendy juga mempertanyakan, mengapa pemerintah tidak menertibkan atau melarang penyebaran cara pembuatan bom di internet. "Cukup dua jam, Bapak bisa jadi ahli bom," kata Wendy kepada majelis hakim.

Kini semua serba terbuka difasilitasi kemajuan teknologi komunikasi. Tanpa "filter", pengawasan, kontrol, atau bimbingan dari orangtua, keluarga, rekan, masyarakat, termasuk kementerian terkait pemerintah, kemajuan teknologi dan internet dapat menyebarkan paham terorisme, dapat memperkuat terorisme, dan mengancam kemajuan itu sendiri. (Ferry Santoso)                
sumber : tekno kompas.com